}
Code CBox milik sampeyan
Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
jalan menuju keberhasilan

Minggu, 14 Oktober 2012

Sejarah Musik Jazz





Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz. Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.Musik jazz banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.
Yang menarik adalah bahwa asal kata “jazz” berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual. Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi, yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu” begitu menurut Louis Armstrong.
Musik Jazz sendiri lahir di Amerika Serikat tahun 1868. Hal itu adalah yang ditulis oleh para peneliti sejarah jazz dan yang telah disepakati oleh berbagai pihak. Walaupun musik jazz lahir di Amerika Serikat, namun kini jazz bukan lagi hanya milik bangsa Amerika, melainkan sudah menjadi sebuah warna musik yang dimiliki oleh seluruh masyarakat dunia.

Awalnya, musik jazz lahir dengan dasar Blues. Kemudian pada sekitar tahun 1987 mulai dikenal bentukRag Time, yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar-bar. Blues dan Rag Time berkembang menjadi Boogie – Woogie. Bentuk-bentuk tersebut selain merambah pada jalurnya sendiri, juga berkembang menelusuri perjalanan musik jazz.

Para peneliti musik mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 – 1917. Pada masa itu, para negro di New Orleans memainkan musik jazz yang memiliki corak yang khas, sehingga dikenal sebagai jazz New Orleans.


Para musisi jazz New Orleans, menyajikan penampilan mereka di bar, rumah judi, bahkan tempat-tempat pelacuran yang di masa itu sangat tumbuh subur di New Orleans. Karena dianggap mengurangi perhatian masyarakat terhadap pemerintahan dan banyak terjadinya tindak kriminal, maka pada tahun 1917 tempat hiburan hampir di seluruh New Orleans ditutup. Musik Jazz lalu berkembang keluar dari kota New Orleans.

Para musisi jazz yang berasal dari New Orleans mulai membawa musik jazz menelusuri sungai Mississippi, terus ke arah utara hingga sampai di Detroit. Di tahun 1920-an musik jazz telah berkembang di New York, Cichago, Memphis dan kota-kota besar di Amerika Serikat.

Rabu, 10 Oktober 2012


Perjuangan Sunan Gunung Jati

By Tokoh Sejarah
Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang. Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar agama Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut Sunan Gunungjati.

Sedang Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunungjati berperang melawan penjajah Portugis.
Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunungjati adalah makam dekat Sultan Gunungjati yang ada tulisan Tubagus Pasai Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut lidah orang Portugis. Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda’im datang di negeri Caruban Larang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana dan Syarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya, Syarifah Muda’im minta agar diijinkan tinggal di Pasambangan atau Gunungjati.
Syarifah Muda’im dan putranya yaitu Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Kahfi membuka Pesantren Gunungjati. Sehingga kemudian dari Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunungjati.
Tibalah saat yang ditentukan, Pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479, karena usianya sudah lanjut Pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhunan artinya orang yang dijunjung tinggi. Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tapi tidak mau. Mesti Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran. Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanan ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan banyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu.
Kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkawinan inilah kemudian Syarif Hidayatullah di karuniai orang putra
yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama islam di Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati tidak bekerja sendirian, beliau sering ikut bermusyawarah dengan anggota wali lainnya di Masjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdrinya Masjid Demak. Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para Wali lainnya ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memproklamirkan diri sebagai Raja yang pertama dengan gelar Sultan.
Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh. Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja Pajajaran tak peduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu maka dikirimkannya pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya. Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidak berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke Pajajaran, mereka masuk Islam dan menjadi pengikut Syarif Hidayayullah.
Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makin bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain seperti : Surantaka, Japura, Wana Giri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri menjadi wilayah Kasultanan Cirebon. Lebih-lebih dengan diperluasnya Pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlah pengaruh Kasultanan Cirebon. Banyak pedagang besar dari negeri asing datang menjalin persahabatan. Diantaranya dari negeri Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawin dengan Pembesar dari negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu Ma Huan. Maka jalinan antara Cirebon dan negeri Cina makin erat.
Bahkan Sunan Gunungjati pernah diundang ke negeri Cina dan kawin dengan putri Kaisar Cina yang bernama Putri Ong Tien. Kaisar Cina yang pada saat itu dari dinasti Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sang Kaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina, hal ini ternyata menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkan dalam dunia perdagangan.
Sesudah kawin dengan Sunan Gunungjati, Putri Ong Tien di ganti namanya menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah Putri Ong Tien ini membekali putranya dengan harta benda yang tidak sedikit, sebagian besar barang-barang peninggalan putri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman. Istana dan Masjid Cirebon kemudian dihiasi dan diperluas lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri Cina. Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada tahun 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati atau istri Sunan Gunungjati. Dari pembangunan masjid itu melibatkan banyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah. Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuan ummat.
Selesai membangun masjid, diserukan dengan membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan Islam di seluruh Tanah Pasundan. Prabu Siliwangi hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas itu. Bahkan wilayah Pajajaran sendiri sudah semakin terhimpit.
Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya mereka ingin meluaskan kekuasaan ke Pulau Jawa. Pelabuhan Sunda Kelapa yang jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintoro tahu bahaya besar yang mengancam kepulauan Nusantara. Oleh karena itu Raden Patah mengirim Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang Portugis di Malaka. Tapi usaha itu tak membuahkan hasil, persenjataan Portugis terlalu lengkap, dan mereka terlanjur mendirikan benteng yang kuat di Malaka.
Ketika Adipati Unus kembali ke Jawa, seorang pejuang dari Pasai (Malaka) bernama Fatahillah ikut berlayar ke Pulau Jawa. Pasai sudah tidak aman lagi bagi mubaligh seperti Fatahillah karena itu beliau ingin menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Raden Patah wafat pada tahun 1518, berkedudukannya digantikan oleh Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, baru saja beliau dinobatkan muncullah pemberontakanpemberontakan dari daerah pedalaman, didalam usaha memadamkan pemberontakan itu Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia, gugur sebagai pejuang sahid. Pada tahun 1521 Sultan Demak di pegang oleh Raden Trenggana putra Raden Patah yang ketiga. Di dalam pemerintahan Sultan Trenggana inilah Fatahillah diangkat sebagai Panglima Perang yang akan ditugaskan mengusir Portugis di Sunda Kelapa.
Fatahillah yang pernah berpengalaman melawan Portugis di Malaka sekarang harus mengangkat senjata lagi. Dari Demak mula-mula pasukan yang dipimpinnya menuju Cirebon. Pasukan gabungan Demak Cirebon itu kemudian menuju Sunda Kelapa yang sudah dijarah Portugis atas bantuan Pajajaran.
Mengapa Pajajaran membantu Portugis ? Karena Pajajaran merasa iri dan dendam pada perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas, ketika Portugis menjanjikan bersedia membantu merebut wilayah Pajajaran yang dikuasai Cirebon maka Raja Pajajaran menyetujuinya.
Mengapa Pasukan gabungan Demak-Cirebon itu tidak dipimpin oleh Sunan Gunungjati ? Karena Sunan Gunungjati tahu dia harus berperang melawan kakeknya sendiri, maka diperintahkannya Fatahillah memimpin serbuan itu. Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malaka, tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis. Itu sebabnya dia dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon selalu membawa hasil gemilang.
Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis kembali ke Malaka, sedangkan Pajajaran cerai berai tak menentu arahnya. Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui kesulitan karena Fatahillah dibantu putra Sunan Gunungjati yang bernama Pangeran Sebakingking. Di kemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Fatahillah kemudian diangkat segenap Adipati di Sunda Kelapa. Dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, karena Sunan Gunungjati selaku Sultan Cirebon telah memanggilnya untuk meluaskan daerah Cirebon agar Islam lebih merata di Jawa Barat. Berturut-turut Fatahillah dapat menaklukkan daerah TALAGA sebuah negara kecil yang dikuasai raja Budha bernama Prabu Pacukuman. Kemudian kerajaan Galuh yang hendak meneruskan kebesaran Pajajaran lama. Raja Galuh ini bernama Prabu Cakraningrat dengan senopatinya yang terkenal yaitu Aria Kiban. Tapi Galuh tak dapat membendung kekuatan Cirebon, akhirnya raja dan senopatinya tewas dalam peperangan itu.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih Fatahillah. Akhirnya Sunan Gunungjati memanggil ulama dari Pasai itu ke Cirebon. Sunan Gunungjati menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Sementara kedudukan Fatahillah selaku Adipati Jayakarta kemudian diserahkan kepada Ki Bagus Angke. Ketika usia Sunan Gunungjati sudah semakin tua, beliau mengangkat putranya yaitu Pangeran Muhammad Arifin sebagai Sultan Cirebon ke dua dengan gelar Pangeran Pasara Pasarean. Fatahillah yang di Cirebon sering disebut Tubagus atau Kyai Bagus Pasai diangkat menjadi penasehat sang Sultan.
`Sunan Gunungjati lebih memusatkan diri pada penyiaran dakwah Islam di Gunungjati atau Pesantren Pasambangan. Namun lima tahun sejak pengangkatannya mendadak Pangeran Muhammad Arifin meninggal dunia mendahului ayahandanya. Kedudukan Sultan kemudian diberikan kepada Pangeran Sebakingking yang bergelar sultan Maulana Hasanuddin, dengan kedudukannya di Banten. Sedang Cirebon walaupun masih tetap digunakan sebagai kesultanan tapi Sultannya hanya bergelar Adipati. Yaitu Adipati Carbon I. Adpati Carbon I ini adalah menantu Fatahillah yang diangkat sebagai Sultan Cirebon oleh Sunan Gunungjati.
Adapun nama aslinya Adipati Carbon adalah Aria Kamuning.
Sunan Gunungjati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya, dan pangeran Carkrabuasa beliau dimakamkan di gunung Sembung. Dua tahun kemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai, Fatahillah dimakamkan ditempat yang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan, tanpa diperantarai apapun juga.
Demikianlah riwayat perjuangan Sunan Gunungjati.
Sejarah : Sunan Kudus
 
SUNAN KUDUS Ja'far Sodiq, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus, adalah putera dari Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan (ada yang mengatakan letaknya disebelah utara kota blora). Dalam hubungan ini di dalam sejarah, kita mengenal pula seorang wali yang tekenal di Iran, yang hidup dalam abad ke VIII, yang namanya juga Ja'far Sodiq seorang Imam Syi'ah yang keenam.
 
Semasa hidupnya Sunan Kudus mengajarkan agama Islam disekitar daerah Kudus khususnya dan di Jawa Tengah pesisir utara pada umumnya. beliau terhitung salah seorang ulama, guru besar agama yang telah mengajar serta menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama. terutama dalam Ilmu Tauhid, Usul , Hadits, Sastra Mantiq dan lebih-lebih di dalam Ilmu Fiqih
 
Oleh sebab itu beliau digelari dengan sebutan sebagai Waliyyul 'Ilmi. menurut riwayat beliau juga termasuk salah seorang pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita pendek yang berisi filsafat serta berjiwa agama. diantara buah ciptaannya yang terkenal, ialah Gending Maskumambang dan Mijil. Adapun Imam Ja'far Sodiq yang terkenal di Iran itu tidak saja sebagai seorang imam dari kaum Syi'ah, akan tetapi juga sebagai seorang yang terkemuka di dalam soal-soal hukum maupun ilmu pengetahuan lainnya.
 
Dengan demikian, maka menurut hemat kita Ja'far Sodiq yang terkenal di Iran sebagai seorang wali, seorang imam dari golongan Syi'ah yang amat dipuja serta dihormati itu, kiranya bukanlah Ja'far Sodiq seorang wali yang menjadi salah seorang anggota dari kesembilan wali di Jawa, yang makamnya terdapat di kota Kudus, adapun Ja'far Sodiq yang kemudian ini, terkenal dengan sebutan Sunan Kudus. Disamping bertindak sebagai guru agama Islam. juga sebagai salah seorang yang kuat syariatnya, Senan Kudus-pun menjadi senopati dari kerajaan Islam di Demak.
 
Antara lain yang termasuk bekas peninggalan beliau adalah Masjid Raya di-Kudus, yang kemudian dikenal dengan sebutan masjid menara Kudus. Oleh karena di halaman masjid tersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah. Mengenai asal-usulnya nama Kudus menurut dongeng (legenda) yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah arab, kemudian beliaupun mengajar pula di sana. pada suatu masa, di tanah arab konon berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit mana kemudian menjadi reda, berkat jasa sunan kudus., oleh karena itu, seorang amir disana berkenan untuk memberikan suatu hadian kepada beliau. akan tetapi beliau menolak,hanya kenang-kenangan beliau meminta sebuah batu. Batu tersebut katanya berasal dari kota Baitul Makdis, atau Jeruzalem, maka sebagai peringatan kepada kota dimana Ja'far Sodiq hidup serta bertempat tinggal, kemudian diberikan nama Kudus. Bahkan menara yang terdapat di depan masjid itupun juga menjadi terkenal dengan sebutan menara Kudus.
 
Adapun mengenai nama Kudus atau Al Kudus ini di dalam buku Encyclopedia Islam antara lain disebutkan : "Al kuds the usual arabic nama for Jeruzalem in later times, the olders writers call it commonly bait al makdis (according to some : mukaddas), with really meant the temple (of solomon), a translation of the hebrew bethamikdath, but itu because applied to the whole town." Mengenai perjuangan Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam tidak berbeda dengan para wali lainnya, yaitu senantiasa dipakai jalan kebijaksanaan, dengan siasat dan taktik yang demikian itu, rakyat dapat diajak memeluk Agama Islam.
| | | Back | |

Asal Usul 7 Logo Club Sepakbola Dunia

Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digandrungi masyarakat di dunia sejak dahulu.
Dan banyak pula remaja berprestasi yang muncul dari cabang olahraga yang satu ini. Dengan masuk ke dalam salah satu klub sepak bola, nama mereka sedikit demi sedkit akan berkembang dan kemudian menjadi pemain sepak bola yang sangat berbakat.

Dan banyak pula masyarakat yang memiliki klub sepak bola favorit andalan mereka. Mulai dari Real Madrid, Manchester United, AC Milan, Juventus, Barcelona, dan masih banyak lagi. Namun tahukah kalian asal usul dari masing-masing logo klub besar sepak bola itu? Hmm pasti belum tahu. Maka dari itu yuk kita simak ulasannya berikut ini!!! :


1. Manchester United


Lambang Manchester United telah diganti beberapa kali, tetapi perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan. Setan yang terletak di tengah lambang merupakan akar dari julukan "Setan Merah" (The Red Devils), yang muncul di era 1960-an setelah Matt Busby mendengar itu dari fans tim rugbi Salford. Pada akhir 60-an, lambang setan telah mulai untuk dimasukkan pada brosur program dan syal klub, hingga akhirnya dimasukkan ke dalam lambang klub dengan memegang trisula. Di 1998, logo kembali didesain ulang, kali ini menghilangkan tulisan "Football Club". Perubahan ini bertentangan dengan pendapat suporter, yang memandang bahwa MU semakin menjauhi akar sepak bola dan perubahan ini hanya untuk kepentingan bisnis semata.

Gambar kapal dengan empat layar itu menggambarkan Kanal Manchester, jalan air yang dibangun untuk membebaskan kota Manchester dari ketergantungan pada pelabuhan Liverpool.Sejak pertengahan abad ke-19, Manchester tumbuh pesat sebagai kota industri. Populasinya melonjak dari 322.000 jiwa pada 1801 menjadi lebih dari sejuta jiwa dalam 50 tahun. Perkembangan pesat Manchester tidak hanya disokong oleh industri katun Lancashire, tapi juga perkembangan industri manufaktur, permesinan dan tekstil.


2. Liverpool FC

Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955/56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.

Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.

Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough. Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.


3. Real Madrid

Lambang klub pertama Real Madrid adalah desain sederhana dengan sebuah jalinan dekoratif dan tiga huruf kapital yang dituliskan sebagai "MCF" yang merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol yang dibalut warna biru gelap dalam kostum warna putih. Perubahan pertama lambang klub terjadi pada tahun 1908, ketika mereka mengadopsi bentuk yang lebih ramping dan penempatan huruf inisial klub di dalam lingkaran. Perubahan berikutnya dari logo kemudian tidak terjadi sampai Pedro Parages menjadi presiden klub pada tahun 1920. Pada saat itu, Raja Alfonso XIII memberikan nama tambahan bagi Madrid, yaitu "Real" yang diterjemahkan secara bebas sebagai "Kerajaan" yang kemudian membuat klub dikenal dengan nama "Real Madrid". Sebagai perubahannya, mahkota simbol kerajaan dari Alfonso ditambahkan ke bagian atas logo dan kemudian menjadi gaya tersendiri dari klub Real Madrid Club de Futbol.

Seiring pembubaran monarki pada tahun 1931, semua simbol-simbol kerajaan (mahkota di bagian atas logo dan kata-kata Real) dihilangkan. Mahkota kemudian digantikan oleh strip murbei gelap yang mencirikan Region Castile. Pada tahun 1941—dua tahun setelah berakhirnya Perang Saudara Spanyol—simbol dan tulisan "Corona Real" atau "Royal Crown" yang sempat dihilangkan, dipulihkan dan dipadukan dengan garis murbei Castile. Selain itu di bagian atas logo juga dibuat penuh warna, dengan warna emas yang paling signifikan, dan klub ini kembali disebut Real Madrid Club de Futbol. Modifikasi terbaru di bagian atas logo terjadi pada tahun 2001 ketika klub ingin lebih menonjolan citra untuk abad ke-21 dengan menstandarkan bagian atas logonya. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah mengubah garis murbei biru tua dengan warna biru yang agak cerah


4. Barcelona FC

Sekilas tentang Logo.
Pada tahun 1906, Pemerintah mewajibkan setiap klub punya lambang tersendiri. Maka , dibuatlah logo baru yang jadi cikal bakal simbol Barcelona sampai sekarang.
Logo Barcelona yang sekarang terdiri dari tiga unsur.
Warna strip merah dan kuning menandakan warna khas Catalonia.Itu cerminan semangat Catalanisme.
Gambar St.George Cros untuk menghormati orang catalonia yg mempercayai wilayah mereka dilindungi St. George.
Dan strip warna merah dan Biru symbol semangat Barcelona.
Logo itu dinilai paling pas mewakili semangat Catalanisme.


5. AC Milan

Untuk "beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera Milan (flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari Saint Ambrose. Panggilan Milan yang lainnya, Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya. Bintang tersebut dikenakan Milan pada 1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari sepuluh gelar lokal (scudetto Seri A). Saat ini, lambang klub Milan adalah untuk dipersembahkan kepada bendera Comune di Milano, dengan singkatan ACM di atas dan tahun berdirinya 1899 di bawah


6. Inter Milan

Lambang klub adalah huruf FCIM di dalam sebuah lingkaran, yang didesain pada tahun 1908, pelukis yang mendesain logo klub yang bertahan hingga sekarang ini adalah Giorgio Muggiani yang juga merupakan salah seorang yang menggagas terbentuknya Inter.
Inter identik dengan warna hitam biru. Warna hitam mewakili gelapnya malam dan biru mengambarkan langit. Sempat terjadi perubahan saat Inter digabungkan dengan Unione Sportiva Milanese pada tahun 1928, yaitu kostum mereka berganti putih dengan tanda palang merah di bagian dada, namun setelah Perang Dunia II usai, Inter kembali ke warna awal mereka.


7. Juventus FC

Logo resmi Juventus Football Club telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi sejak tahun 1920. Modifikasi terakhir adalah pada musim 2004-05. Dimana saat itu mereka mengubah logo menjadi oval, dengan lima garis vertical, dan banteng yang dibentuk dalam sebuah siluet. Dahulu sebelum musim 2004-05, Juve memiliki sebuah symbol berwarna biru (yang merupakan symbol lain dari kota Turin). Selain itu ditambahkan juga dua bintang yang menggambarkan mereka sebagai satu-satunya klub yang mampu memenagi gelar Seri-A 20 kali. Sementara di era 1980-an, logo Juve lebih banyak dihiasi dengan siluet seekor zebra, menggambarkan mereka sebagai tim zebra kuat di Seri-A.

Jumat, 05 Oktober 2012

 17 tempat angker di bandung


1. Pohon di jalan Siliwangi


Katanya pernah ada anak kecil yang tertabrak di depan pohon itu sampe meninggal. Biar tidak menganggu ganggu, pohon itu dikasih boneka yang digantung di atas pohon itu. Silahkan di cek kesana.

2. ITB

Institut Teknologi Bandung sudah ada sejak jaman koloni Belanda.
ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama "Technische Hooge School (THS)" te Bandoeng dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.
Pada masa penjajahan Jepang, THS diubah namanya menjadi "Bandung Kogyo Daigaku (BKD)". Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, tahun 1945, namanya diubah menjadi "Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung". Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
  • Kolam mesin
Dulu sekitar tahun ’98 ada sebuah kecelakaan, sebuah mobil tercebur di dalamnya dan mengakibatkan dua orang penumpangnya meninggal di kolam itu.
  • Sebagian besar lab-lab di mesin
  • Studio gambar mesin
Disana sering ada suara meja gambar yang bergerak2 seolah- olah dipake buat ngegambar padahal setelah dicek ga ada siapa2,
  • Aula Barat, katanya sih ada hantu tanpa muka.
  • PAU
Yang ini udah jelas banget.. penampakan luarnya aja nyeremin. Konon katanya kalo kita lagi ‘beruntung’, bakal ngeliat ada orang jatoh dari lantai paling atas PAU dan kita bakal liat ancurnya badan tu orang.
  • Lapangan sipil, yang di bawah pohon
3. Rumah Ambulance,  Jalan Bahureksa No. 15

Di rumah inilah terparkir ambulance tua berbalut terpal coklat yang dijadikan ide film Hantu Ambulance . Sempat muncul kejadian aneh saat shooting film ini. Ketika terpal ambulance tua itu dibuka oleh paranormal Ki Kusumo, seorang kru kerasukan dan bohlam lampu kamera pecah. Desas-desus lain yang muncul, bekas rumah kos ini merupakan tempat prostitusi. Hantu ambulance adalah alibi untuk mengelabui warga. Sekarang udah jadi distro.

4. Gereja tua di Pasteur

menurut kabar, gereja ini dikenal sebagai gereja setan. Gereja ini berlokasi di belakang hotel Grand Aquila Pasteur dan memiliki patung gurita raksasa di atapnya

5. Patung H.C. Verbraak di Taman Maluku

H.C. Verbraak merupakan pastor Belanda yang bertugas di Aceh pada 1870 dan beberapa daerah lain. Konon, tepat di bawah monumen itu dibuat merupakan pusara dirinya. Ia tewas di tempat menyusul kecelakaan pesawat. Berdasarkan cerita setempat, patung berwarna hitam legam setinggi 4 meter ini bisa bergerak sendiri!

6. SMAN 5

SMAN 5 Bandung adalah salah satu SMA Favorit di Bandung, ber alamat di Jalan Belitung No.8 struktur bangunannya yang asli buatan Holland memberi daya tarik tersendiri. Katanya ada tiga jendela yg selalu terbuka, trus klo muterin SMA 5 selama 3 kali bakal liat noni belanda yg muncul di jendela itu. Kabarnya, noni tersebut bernama Nancy dan melakukan bunuh diri di sekolah tersebut.

7. Belakang kompleks SMA Aloysius, Riau
Gambar tempo dulu
Di suatu tempat, yaitu ruangan bawah tanah di sekolah ini merupakan bekas semacam kamp konsentrasi tentara Belanda. Digunakan tentara PETA (Perjuangan Tanah Air) untuk menyiksa tentara Belanda. Konon, ruangan ini memiliki akses tembus hingga ke Jalan Tamansari (2 kilometer dari sana).

8. Rumah tua di Jalan Dago

Lokasinya mudah ditemukan, di pinggir jalan Dago. Di rumah ini terdapat mobil tua dan TV yang terus menerus menyala serta pagar yang tidak bisa ditutup.

9. Ruang bawah tanah Museum KAA

10. Taman pramuka (Jl. Riau)
Dulu di sekitar daerah ini ada sebuah pombensin tua, yang sekarang tempat ini berubah menjadi sebuah taman kecil dimana di sini ada sebuah tugu tunas kelapa yang besar, menurut warga sekitar konon sekitar tempat ini sering sekali terlihat penampakan Hantu yang seorang prajurit yang menunggangi kuda tanpa kepala..
Ih serem ya..
11. Taman IR.H juanda (Dago Pakar)
Di daerah dago pakar ini terdapat 2 buah gua yaitu gua jepang, dan gua belanda, katanya sih ada mitos yang mengatakan bahwa di daerah ini dilarang menyebutkan kata “ LADA” , lada berasal dari bahasa sunda yang berarti Pedas, (ya itucuma mitos boleh percaya atau tidak, )
Menurut warga sekitar di kawasan gua ini sering terlihat penampakan Hantu para prajurit jaman belanda dan jaman jepang, karena memang dulunya tempat ini di jadikan tempat pembantaian para penjajah oleh pejuang kemerdekaan, ada juga yang menyebutkan di gua jepang sering terlihat hantu berwujudkan Ular besar dan orang tua.
12. Jalan tamansari (Depan ITB )
Suasana di jalan ini pada siang hari memang sangat ramai apalagi jika memasuki sore hari, wajar saja karena jalan ini merupakan jalan alternative untuk menu beberaa daerah wisata di kota bandung, tapi menjelang malam hari kwasan ini akan menjadi sangat sepi dan menyeramkan, ditambah kurangnya penerangan di kawasan ini, bagi anda yang kiranya akan melintasi jalan ini di tengah malam sebaiknya jangan bawa kendaraan seorang diri, ya minimal ada teman yang menemani, karena kabarnya di kawasan ini sering terlihat Hantu Wanita yang sering melintasi jalan ini.
13. Jalan Cipaganti Bandung
Memang jalan ini termasuk daerah ramai, baik siang maupun di malam hari, letaknya yang berdekatan dengan cihampelas membuat jalan ini padat oleh hilir mudik kendaraan, tapi jangan tertipu oleh keramaiannya, karena di sepanjang jalan ini sering juga terlihat penampakan Hantu Pria tanpa kepala yang memakai baju pendekar jaman dulu berasal dari desa nayland. Katanya hantu ini sering menampakan diri sekitar jam 1 malam.. jika anda penasaran ingin melihat hantu ini tak ada salahnya jika anda mencoba melewati jalan ini di atas jam 12 … hehehehe. Suka dengerin "Nightmare Side" di Radio Ardan Bandung, di jalan Jl. Cipaganti No. 159 ini lah Radio tersebut mengudara.
14. Jalan Siliwangi Bandung
Jalan ini masih di rimbuni oleh Pohon2 besar yang ada di sekitar jalan, dan juga ada sebuah jembatan besar yang menghubungkan jalan ini.. jembatan ini berada tepat di atas saluran Sungai Cikapundung, jika malam hari konon di kawasan ini sering sekali terjadi hal2 yang sangat janggal, bahkan sayapun pernah mengalami kejadian yang sangat aneh ketika melintas di jalan ini, boleh ya saya cerita sedikit : “ waktu itu saya sedang melintas menggunakan sepeda motor, kira2 sekitar jam 19.30, sedang asyiknya mengendarai motor tiba2 motor saya seperti ada yang menabrak dari arah pinggir dan melintang menuju arah pohon besar yang tepat pada waktu itu berada di pinggir saya. Dengan kaget saya menghentikan sepeda motor saya karena saya kehilangan kontrol untuk mengendarai motor saya. Dengan perasaan kaget merinding serta kepala yang tiba2 menjadi berat, saya berusaha meninggalkan tempat itu. Aneh nya tiba2 motor saya mendadak menjadi berat,seperti yang di tumpangi oleh 3 orang .. walaupun begitu saya memaksakan diri untuk tetap melaju, dan setelah tiba di rumah pun rasa berat di kepala baru bisa hilang 2 hari itupun setelah saya meminta air doa dari ustadz” kejadian itu membuat saya sedikit waspada jika melintas di kawasan jalan ini ..
15. Tanjakan Emen Kabupaten Bandung
Kalo jalan yang ini pasti sebagian besar sudah pada tau, dari mitos yang beredar katanya jika anda tidak ingin mengalami kejadian seram di sini anda harus melempar 2 batang rokok kepinggir jalan, memang hal ini bagi yang tidak percaya hal-halyang seperti ini akan aneh terdengar tapi memang inilah faktanya.. banyak sekali cerita dari orang-orang yang memang sengaja tidak mau melemparkan rokok di sekitar jalan ini, dari mulai kendaraan yang tiba2 mogok.. adapula yang sering melihat penampakan hantu anak kecil di tempat ini..
16. Museum Pos Indonesia Bandung
Tempatnya ada di Belakang Gedung sate bandung, wah kalo tempat ini sih jangankan pada malam hari di siang hari pun jika anda memasuki museum ini bulu kuduk anda akan spontan merinding, tempatnya yang berada di bawah tanah serta patung2 nya yang seperti menanap kearah kita membuat suasana angker semakin terasa, untung saja di malam hari museum ini tidak di buka …
17. Rumah Gurita di Pasteur
menurut kabar, rumah ini dikenal sebagai Rumah Hantu. Rumah ini berlokasi di belakang hotel Grand Aquila Pasteur dan memiliki patung gurita raksasa di atapnya. Banyak sekali orang2 yang penasaran untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini.. dari kabar yang beredar sering sekali terlihat pemanpakan hantu di rumah ini.
Jangan lupa download kisah-kisah real mimpi buruk Bandungers di NighmareSide Ardan FM yang bisa Anda download DISINI atau (update weekly).

Dan untuk kamu yang suka mengunjungi tempat-tempat seram di Kota Bandung tengah malam serta ingin menguak mitos-mitos, urban legend dan histori tempat-tempat angker, kamu bisa join di komuntias INI.





8 Lokasi Penuh Mistis Di Pulau Jawa

Pulau Jawa selain pulau terpadat di Indonesia juga memiliki banyak lokasi yang di anggap penuh mistis. Kemistisan tersebut biasanya muncul dari prediksi dan anggapan masyarakat setempat dari mulut ke mulut. Tetapi itulah salah satu hal unik di Indonesia yang banyak menganut antara percaya dan tidak percaya.

1. KAWASAN PANTAI SELATAN

www.belantaraindonesia.org

Konon pantai selatan pulau Jawa dihuni oleh makhluk jin yang dipimpin Ratu Kidul. Kawasan pantai selatan yang dianggap angker adalah Pantai Parangkusumo ( Tempat labuhan Kraton Yogyakarta, dianggap sebagai pintu gerbang gaib keraton Laut Kidul ), Pantai Parangtritis, Gua Langse ( pertapaan ).

2. KERATON YOGYAKARTA
Bila berkunjung ke Keraton Yogyakarta di siang hari tentu tidak terlalu terasa keangkerannya. Tapi kalau sudah menjelang sore hingga malam hari suasana berubah 180 derajat. Memang suasananya indah, lampu - lampu menambah keindahan istana ini.

www.belantaraindonesia.org

Sunyi senyap suasananya, hanya beberapa abdi dalem yang lewat. Dilain pihak suasana sakral sangat terasa. Yang paling kuat adalah disekitar Bangsal Proboyeksa di belakang bangsal kencana. Ya pasti..karena tempat tersebut merupakan tempat penyimpanan pusaka kraton. Yang menjaga tentunya bukan manusia tapi khusus prajurit dari dunia lain.

Mulai dari Kamera yang selalu mati ketika dibidikan disuatu obyek padahal ketika diulang diobjek lain bisa hidup. Hasil foto yang yang tidak masuk akal ketika dicetak ternyata ada sepasang mata raksasa yang sedang mengawasi.

3. MAKAM PARA RAJA DI IMOGIRI

www.belantaraindonesia.org

Makam Imogiri merupakan makam raja raja Mataram sampai keturunanya Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Untuk masuk areal makam raja harus mengenakan pakaian khusus dan menggunakan peraturan khusus. Tidak boleh sembarangan di makam ini.

4. GUNUNG MERAPI

www.belantaraindonesia.org

Setiap tahun Kraton Yogyakarta mengadakan labuhan untuk menghormati penunggu gunung Merapi Eyang Sapu Jagad . Bagi pendaki Merapi pasti tidak asing dengan pasar BubrahPasar Bubrah adalah pasarnya bangsa mahluk halus. Watu Gubug di Gunung Merbabu adalah pintu gerbang menuju kerajaan gaib. Di puncak Gunung Gede terdapat lapangan luas yang konon pendaki yang berkemah di sana sering mendengar derap kaki kuda atau melihat istana.

5. ALAS PURWO BANYUWANGI

www.belantaraindonesia.org

Alas Purwo berada di pesisir selatan dekat pantai Plengkung. Sejak dulu alas Purwo digunakan untuk menguji ilmu bagi pertapa yang ingin berhubungan dengan dunia gaib.

6. GUNUNG TIDAR MAGELANG
Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah.

www.belantaraindonesia.org

Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan keangkerannya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar ( dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar ).

Berdasarkan penuturan Mbah Paiman selaku Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo ( atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar ). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.

7. LAWANG SEWU SEMARANG

www.belantaraindonesia.org

Lawang Sewu sudah terkenal dengan keangkeran nya. Orang - orang yang tinggal disekitar perumahan sana sering mengatakan bahwa mereka melihat bayangan - bayangan dan sebagainya. Lawang Sewu terletak di Semarang, Jawa Tengah dan diberi nama Lawang Sewu yang dalam bahasa Jawa berarti Seribu Pintu karena bangunan ini mempunyai pintu yang banyak sekali.

8. KAWASAN GUNUNG SEMERU

www.belantaraindonesia.org

Di Ranu Gumbolo didekat Gunung Semeru, para pendaki yang berkemah sering melihat hantu wanita muncul dari tengah danau. Peristiwa - peritiwa gaib sering dialami para pendaki hampir di seluruh gunung - gunung yang terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki sering diingatkan oleh masyarakat setempat, petugas, maupun peraturan yang jelas - jelas berisi pantangan - pantangan yang berhubungan dengan mahluk halus penghuni gunung yang bersangkutan
                                                                     putri pinang masak





( Masjid Al-Falah Kel Tanjung Batu peninggalan Usang Sungging dibangun tahun 1300 M.)

Layaknya daerah lain, daerah-daerah di dataran sumatera, khususnya di Sumatera Selatan sarat dengan cerita rakyat. Cerita rakyat atau dikenal juga dengan istilah legenda rakyat bisa dihubungkan dengan terbentuknya suatu tempat atau bisa juga asal usul dari penduduk, adat istiadat atau budaya yang hingga sekarang diterapkan dan menjadi panutan masyarakat setempat. Begitu juga dengan Cerita Rakyat Kecamatan Tanjung Batu, memiliki beberapa cerita rakyat. Cerita yang sangat terkenal adalah cerita mengenai KH. Abdul Hamid atau lebih dikenal dengan nama “Usang Sang Sungging” dan Putri Nafisah di Desa Senuro yang karena kecantikan rupanya kemudian lebih dikenal dengan “Putri Pinang Masak”. Konon ceritanya dua tokoh ini sangat erat kaitannya dengan cikal bakal bidang usaha dan mata pencaharian yang ditekuni oleh penduduk di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.


Usang Sang Sungging atau lebih dikenal dengan sebutan Sang Sungging. merupakan sebuah kisah, pada jaman Kerajaan di Kesultanan Palembang, mengabdilah seorang pati bernama Abdul Hamid. Beliau berasal dari keturunan kerajaan dari Pulau Jawa dan menetap di Kesultanan Palembang. Beliau terkenal dengan beberapa keahliannya seperti rancang bangun, melukis, mengukir/memahat bahkan menyiapkan rencana-rencana yang akan dilakukan oleh Istana. Beliau sangat dekat dan sudah dipercaya layaknya anggota keluarga oleh Sultan Palembang.

Diceritakan bahwa, pada suatu masa beliau mendapat mandat dari Sultan untuk membuat lukisan utuh permaisurinya. Mendapat tugas tersebut, Abdul Hamid menyanggupi dengan senang hati. Siang dan malam dia melukis permaisuri demi Sultan. Mendekati  tahap akhir pengerjaan lukisan tersebut Sultan mendatangi Abdul Hamid dengan maksud ingin melihat hasil lukisan yang dibuat olehnya. Sultan kelihatan senang dan menunjukkan binar muka yang puas atas lukisan yang dikerjakannya.

Pada malam berikutnya, Abdul Hamid melanjutkan pekerjaannya melukis permaisuri dengan sangat hati-hati. Dan…selesai sudah, gumannya tersenyum gembira setelah menyelesaikan lukisan tersebut. Sambil menatap hasil pekerjaannya, ia membayangkan wajah kegembiraan Sultan. Lama dia berdiam sampai dia tertidur sekejap. dan tanpa disadarinya tinta yang digunakannya menetes ke lukisan yang sudah jadi tersebut.

Keesokan harinya dengan perasaan bangga, Abdul Hamid menghadap Sultan dan menyerahkan lukisan yang dibuatnya. Alangkah terkejutnya dia, bukannya pujian yang diterima tetapi malah caci maki. Melihat lukisan tersebut, Sultan murka dan marah tanpa bisa terbendungkan. Sultan menghardik Abdul Hamid dengan pernyataan yang penuh kecurigaan, dari mana Abdul Hamid tahu kalau di paha kiri atas (dekat kemaluan) istrinya terdapat tahi lalat sebagaimana hasil lukisan tersebut. Mendapat hardikan pernyataan tersebut Abdul Hamid justru bingung bukan kepalang. Usut punya usut ternyata hasil tetesan tinta yang tanpa disengaja dan disadari oleh Abdul Hamid waktu dia mengantuk malam itu  jatuh tepat di paha sebelah kiri atas dari lukisan permaisuri, sehingga menyebabkan Sultan menuduh jika Abdul Hamid telah berselingkuh dengan istrinya/permaisuri.

Mendapat tuduhan seperti itu, Abdul Hamid berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya. Akan tetapi, kemarahan Sultan sudah tidak bisa dielakkan lagi. Abdul Hamid pun diminta meninggalkan istana bahkan diancam akan dihukum gantung. Mendapati situasi yang tidak menguntungkan seperti itu, Abdul Hamid beserta hulu balangnya bergegas melarikan diri dengan menggunakan perahu. Tanpa arah tujuan yang jelas mereka terus menyusuri sungai menuju pedalaman demi menghindari kejaran tentara Sultan Palembang pada waktu itu.

Berbulan-bulan mereka mengayuh perahu kayu. Dari Sungai Ogan menyusuri sebuah lebak yang kemudian dikenal dengan nama Lebak Meranjat. Merapatlah mereka di sebuah hutan belantara seberang Tanjung Batu yang akhirnya menetap, berdiam diri, bergaul di daerah tersebut sembari mengajarkan keahliannya dalam hal bertukang, memahat, membuat perhiasan, hingga menyebarkan ajaran agama Islam serta turut serta merancang puncak Masjid Al-Falah Tanjung Batu yang sekarang masih kokoh berdiri di Kampung Tiga Tanjung Batu. Masjid ini memang sudah cukup tua, tapi masih berdiri kokoh, masjid ini didirikan pada abad ke-13, sebagai peninggalan hasil karya asli SANG SUNGGING saat ini masih dapat dilihat UKIRAN PAHATAN KUBAH MASJID yang diletakkan pada bagian atap masjid Al-Falah Tanjung Batu serta beberapa hasil karya Sangsungging lain dalam Masjid yang sudah mengalami renovasi antara lain Mimbar.

Karena keahlian dan kepandaiannya, kian hari keberadaan Abdul Hamid dan pengikutnya semakin mendapat tempat dihati penduduk. Karena berbagai keahliannya ini terutama sekali keahliannya sebagai tukang kayu dan tukang pahat, maka oleh penduduk setempat beliau diberi gelar Usang Sang Sungging (Sang Sungging).
(Rumah Knochdown/Bongkar pasang, warisan keahlian Usang Sungging di Desa Tanjung Batu Seberang)

Selang beberapa waktu beliau tinggal di seberang Tanjung Batu, terdengarlah olehnya bahwa ada seorang putri cantik yang tinggal di hulu sungai dan menetap di sebuah dusun bernama Senuro yang sekarang sudah menjadi 2 desa yaitu desa Senuro Barat dan desa Senuro Timur. Mendengar kabar ini, Sang Sungging lalu mengirim utusan untuk mengadakan silaturahmi dengan Putri tersebut. Sepulangnya dari tempat Sang Putri, para utusannya membawa kabar baik bahwa maksud dan tujuan mereka diterima dengan baik dan tangan terbuka oleh Puteri. Utusannya juga bercerita bahwa Sang Putri senang mengajarkan kepada penduduk setempat bagaimana cara mengerjakan kerajinan menganyam, membuat bakul dari kulit Batang bambu dan membuat kerajinan lainnya.

Mendengar berita tersebut, Sang Sungging pun tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya dan memutuskan untuk segera bertemu Sang Putri. Setelah kedua insan tersebut berjumpa, diketahuilah bahwa Putri tersebut bernama Nafisah. Konon karena kecantikan rupanya dan kulitnya agak kemerah-merahan seperti buah Pinang Masak, maka oleh penduduk setempat ia dijuluki Puteri Pinang Masak. Lalu siapa dan dari manakah asal usul Putri Senuro atau Putri Pinang Masak?

Dari sejarahnya, Putri Nafisah atau Putri Pinang Masak berasal dari daerah Banten, Jawa Barat dan sebelum sampai ke Desa Senuro bermukim di Empat Ulu Laut tepian Sungai Musi. Berita bermukimnya seorang putri di ulu laut Palembang yang kecantikannya tiada tara serta tandingannya di seluruh kerajaan Palembang tersebar luas dikalangan anak pembesar kerajaan, serta menjadi pembicaraan hangat para pemuda di seluruh negeri, sehingga banyak yang berlomba ingin mendapatkannya. Berita ini didengar juga oleh Sultan Palembang sehingga timbullah hasrat Sultan untuk membuktikan kebenaran dari cerita tersebut dan melihat dari dekat kecantikan Sang Putri. Jika memang benar, muncul hasratnya untuk menjadikan Sang Putri sebagai gundik, penambah gundik yang telah ada di istana.

Sultan langsung mengutus beberapa pengawal istana untuk menjemput putri dan membawanya ke istana. Sebelum para pengawal datang, putri rupanya sudah lebih dulu mengetahuinya. Putri sangat bersedih hati,  berusaha dan berikhtiar bagaimana caranya menghindari hal tersebut. Bahkan akhirnya Putri bersumpah lebih baik mati daripada menjadi gundik Sultan. Namun puteri juga sadar bahwa untuk menghindari kekuasaan Sultan dan para pengawalnya adalah suatu upaya yang tidak mungkin.

Putri dan keluarganya lalu mencari cara bagaimana mengelabui para pengawal istana yang hendak menjemputnya. Akhirnya munculnya tipu muslihat untuk mengelabui mereka. Sebelum para pengawal istana tiba, Putri merebus jantung pisang. Setelah dingin, air rebusan jantung pisang itu lalu dibuat mandi oleh Putri, akibatnya badan Putri menjadi hitam pekat, kotor dan kelihatan menjijikkan dan kemolekannya menjadi hilang.

Ketika para Pengawal Sultan sampai dirumah Putri Nafisah, mereka sangat terkejut dengan pemandangan ditemui. Mereka menjadi ragu apakah benar orang yang berdiri dihadapan mereka adalah Putri Nafisah yang kecantikannya menggemparkan seluruh negeri itu. Timbul keragu-raguan di hati mereka untuk membawa Putri, namun karena ini adalah perintah Sultan dan tidak boleh dilanggar, maka akhirnya mereka membawa juga Putri Nafisah ke istana untuk dipersembahkan kehadapan Sultan.

Sesampai di istana mereka langsung menghadap Sultan berikut Sang Putri. Begitu melihat sosok yang berdiri dihadapannya, Sultan bertanya kepada para pengawalnya, apakah benar yang mereka bawa ini adalah Putri Nafisah yang terkenal kecantikannya tersebut. Para pengawal mengiyakan. Lalu Sultan mengulangi pertanyaannya, kali ini ke arah Putri Nafisah. Mendapat pertanyaan tersebut Putri Nafisah diam saja. Mendapatkan kondisi tersebut, murkalah Sang Sultan dan seketika itu Putri Nafisah di usir keluar dari istana. Maka dengan bergegas Sang Putri meninggalkan istana dan kembali kerumahnya.

Mengetahui tipu muslihatnya berhasil, Putri dan keluarganya merasa senang tiada terkira. Seiring dengan perjalanan waktu, mereka pun kemudian hidup tenang dan terlepas dari niat Sang Sultan. Namun, kondisi ini ternyata tidak berjalan semulus yang mereka harapkan. Cerita kecantikan Sang Putri ternyata masih tetap menjadi buah bibir di kalangan khalayak. Sultan pun penasaran dan mengutus para penyelidik istana untuk menyelidiki kabar yang berhembus tersebut. Para penyelidik bekerja secara diam-diam dan dengan sangat cermat. Setelah melakukan pengamatan beberapa lama, para penyelidik istana akhirnya mendapatkan fakta yang sebenarnya. Mereka juga mengetahui tipu muslihat Sang Putri ketika menghadap Sultan sebelumnya.

Mendengar laporan dari para penyelidiknya, Sultan marah bukan kepalang. Diperintahkannya kembali pengawal untuk menjemput Sang Putri secara paksa. Namun sebelum para pengawal istana sampai, para pengikut setia Sang Putri segera menyampaikan berita tersebut. Mendapati berita itu, Putri dan keluarganya sangat terkejut dan sedih bukan kepalang. Mereka berunding, usaha apa kali ini yang harus mereka lakukan untuk menghindari niat Sang Sultan. Setelah berunding, akhirnya diputuskan satu-satunya jalan adalah melarikan diri.

Dengan persiapan seadanya, di suatu malam, bersama dengan dua orang dayang dan dua orang pengawal, berangkatlah Putri Nafisah dengan menggunakan sebuah rejung (perahu) menuju ke uluhan Sungai Ogan. Berbulan-bulan rombongan Sang Putri menyusuri sungai dan lebak, sesekali mereka harus menepi dan bersembunyi untuk menghindari kejaran para pengawal istana. Akhirnya sampailah mereka pada sebuah lebak yang cukup luas, yang kelak lebak itu bernama Lebak Meranjat. Di sebuah teluk yang bernama Teluk Lancang, rejung atau perahu mereka dihadapkan ke teluk tersebut, dan menyusuri sebuah sungai kecil (payo) yang arusnya sangat deras. Lalu sampailah mereka di suatu tempat yang mereka perkirakan cukup aman dan tidak mungkin ditemukan oleh para pengawal istana.

Kedatangan seorang Putri beserta dayang dan pengawalnya cepat tersebar di telinga penduduk sekitar. Penduduk pun beramai-ramai tinggal dan menetap bersama Sang Putri. Untuk menghilangkan jejak, Putri Nafisah kemudian mengganti namanya dengan sebutan Putri Senuro. Tempat bermukim mereka berkembang menjadi sebuah dusun yang kemudian diberi nama Desa Senuro, sesuai dengan nama Sang Putri. Dua dayang dan dua pengawal putri ikut hidup dan menetap disana. Mereka berjanji akan menyertai dan menjaga puteri hingga akhir hayatnya.

Ditempat yang baru ini Sang Putri Pinang Masak menjadi buah bibir para pemuda dan anak-anak orang terpandang di sekitar wilayah tersebut. Sang Putri juga mempunyai kepandaian dalam hal membuat anyaman. Putri Pinang Masak mengajarkan juga kepandaian kepada penduduk terutama kaum remaja putrinya, terutama anyaman untuk alat-alat memasak yang digunakan sehari-hari. Putri Pinang Masak juga terkenal dengan keahliannya dalam membuat anyaman yang tidak tembus oleh air. Sampai akhirnya kabar kecantikan dan keahliannya ini turut di dengar oleh Sang Sungging.

Sang Sungging begitu terharu mendengarkan cerita dan pengalaman Putri Nafisah atau Putri Pinang Masak ini. Ternyata mereka berdua mengalami peristiwa yang serupa. Dari beberapa kali pertemuan, keduanya pun sepakat untuk menjalin tali kasih. Keduanya juga tak segan bercerita mengenai kepandaian masing-masing. Sang Sungging dalam hal bertukang, memahat, melukis dan membuat kerajinan, sementara Putri Pinang Masak dalam hal membuat anyam-anyaman. Sang Sungging juga mendengar jika Sang Puteri bisa membuat anyaman yang tidak tembus air.

Suatu hari Sang Sungging ingin dibuatkan masakan gulai oleh Putri Pinang Masak. Sang Putri memenuhi permintaan itu. Setelah gulai masak, dibuatlah sebuah bakul dengan tudungnya untuk tempat gulai tersebut dan langsung dikirim kepada Sang Sungging. Mendapat kiriman Dari Putri Pinang Masak, Sang Sungging langsung membuka bakul tersebut dan alangkah herannya Sang Sungging, karena sedikitpun kua gulai itu tidak menetes keluar. Sang Sungging semakin percaya dan takjub dengan kepandaian Sang Putri Pinang Masak. Setelah habis gulainya dimakan lalu bakul tadi dikembalikan kepada Putri Pinang Masak. Sebagai balasannya Sang Sungging menyuguh (menyerut) papan dengan umbangnya (hasil suguhan kayu) hampir 9 meter tanpa terputus-putus. Umbang kayu ini kemudian dimasukkan ke dalam bakul tersebut dan dikirim kembali ke Putri Pinang Masak. Oleh Puteri umbang tersebut kemudian dianyam menjadi bakul. Pada perjalanannya, bakul inilah yang kemudian menjadi wadah hantaran lauk pauk dari Putri Pinang Masak ke Sang Sungging.

Kedua sejoli itu saling berlomba menunjukkan keahlian masing-masing sembari menjaga tali percintaannya menuju hari pernikahan. Persiapan demi persiapan pun mereka gencarkan demi menjelang pelaksanaan pernikahan. Sebelum pernikahan terjadi, datang beberapa orang pengawal Putri Pinang Masak menemui Sang Sungging membawa pesan bahwa Sang Putri Pinang Masak sedang jatuh sakit. Dari hari ke hari sakitnya bertambah parah dan tidak menunjukkan kesembuhan.

Dalam kondisi sakit parah tersebut Putri Pinang Masak tetap memikirkan kelangsungan hidup kaumnya. Dia masih teringat dengan kisahnya dulu dan tidak mau kaumnya kelak mengalami nasib serupa. Merasa kondisinya sudah tidak bisa diharapkan lagi, sebelum meninggal Sang Putri Pinang Masak berdoa dan bersumpah kepada yang maha kuasa agar kelak anak cucu kaumnya tidak memiliki paras cantik seperti dirinya, karena kecantikan itu akan membawa kesengsaraan.

Setelah melafazkan sumpah tersebut akhirnya Putri Pinang Masak menghembuskan nafasnya yang terakhir. Putri wafat dengan meninggalkan empat orang dayang dan dua orang pengawal yang sangat setia termasuk kekasihnya Sang Sungging. Putri lalu dimakamkan ditempat tersebut. Bagi anak cucu kaumnya, Putri Senuro atau Putri Pinang Masak menjadi pelambang kaum wanita yang menjunjung tinggi martabat. Setelah Sang Putri meninggal, dayang-dayang dan pengawalnya bertekad akan tetap berdiam di tempat itu, dan akan mati berkubur disamping kubur Sang Puteri.

Makam Sang Putri beserta dayang dan pengawalnya juga masih bisa dijumpai di Desa Senuro Barat Kecamatan Tanjung Batu. Saat ini masih tergantung beberapa helai pakaian Sang Putri. Adapun terhadap sumpah Sang Puteri, Sampai saat ini sumpah tersebut masih terngiang di telinga penduduk Desa Senuro Barat dan Desa Senuro Timur. Percaya tidak percaya, jika kita berkunjung ke desa tersebut maka kita akan menemui pemandangan seolah mencerminkan sumpah dari Sang Putri. Apakah ini sebuah kebetulan? atau memang akibat dari sumpah Sang Putri, namun masyarakatnya saat ini sudah banyak yang kaya raya dari hasil kebun karet di 2 desa ini, sehingga sudah banyak para putri dari Desa Senuro yang memiliki paras nan cantik kayak bidadari atau aslinya Putri Pinang Masak, mereka sudah pandai bersolek sesuai dengan kehidupan dan alat kecantikan modern atau bahkan datang mempercantik diri ke salon kecantikan.

Sedangkan tentang Sang Sungging sendiri. Dalam sebuah cerita dikisahkan bahwa keahliannya dalam bertukang termasuk membuat ukiran yang diceritakan oleh penduduk desa dari mulut ke mulut akhirnya sampai juga di telinga Sultan. Sebelumnya, Sultan telah menyadari kekeliruannya dalam menilai Sang Sungging. Setelah mendengarkan penjelasan dari Permaisurinya dan penasehat istana, Sultan berkesimpulan bahwa tetesan tinta yang membentuk tahi lalat di paha kiri atas pada lukisan istrinya murni akibat ketidaksengajaan Sang Sungging.

Sebagai wujud dari penyesalannya dan sekaligus untuk membuktikan cerita orang tentang keahlian Sang Sungging, Sultan mengirimkan utusannya. Melalui utusannya ini Sultan menyampaikan kekeliruannya dalam menilai Sang Sungging dan juga memesan daun pintu berukir. Singkat cerita, daun pintu tersebut dapat diselesaikan oleh Sang Sungging persis seperti yang dikehendaki oleh Sultan. Dari situ Sultan akhirnya benar-benar percaya dengan berita tersebut.

Lalu Sultan mengirimkan utusannya kembali, kali ini dalam misi mengajak Sang Sungging untuk kembali ke Istana. Namun karena Sang Sungging merasa sudah betah dan telah memiliki ikatan emosional dengan peduduk setempat, ajakan Sultan tersebut ia tolak dengan penjelasan dan alasan yang halus. Ia tetap pada pendiriannya untuk tinggal dan membangun bersama penduduk setempat sampai akhir hayatnya. Setelah meninggal, Sang Sungging akhirnya dimakamkan di sekitar desa pelariannya yaitu di seberang Desa Tanjung Batu Seberang.

Sebagaimana disinggung diatas, dari kedua tokoh ini sangat diyakini memiliki hubungan erat dengan terbentuknya pola mata pencaharian penduduk lokal. Usang Sungging, dengan keahliannya sebagai tukang kayu dan pembuat kerajinan dari tangan telah mewariskan bidang usaha pertukangan/pembuatan rumah panggung yang sekarang dikenal dengan RUMAH BONGKAR PASANG atau RUMAH KNOCKDOWN yang saat ini ditekuni oleh warga Desa Tanjung Batu Seberang dan Desa Tanjung Baru Petai dan kerajinan tangan seperti PERHIASAN PENGANTIN (dari kuningan) ditekuni oleh warga Kelurahan Tanjung Batu dan Tanjung Batu Timur, PANDAI BESI (pembuatan golok, pisau dan lain-lain dari besi) ditekuni oleh warga Tanjung Pinang I dan II, Limbang Jaya I dan II, Tanjung Laut, Tanjung Dayang (Indralaya Selatan), PANDAI ALUMINIUM ditekuni oleh warga Desa Tanjung Atap dan pembuatan perhiasan dari emas dan perak atau PANDAI EMAS DAN PERAK ditekuni oleh warga Kelurahan Tanjung Batu dan Tanjung Batu Timur. Sementara Putri Pinang Masak mewariskan bidang usaha ANYAM-ANYAMAN dari Bambu dan Rotan yang hingga sekarang ditekuni oleh masyarakat Desa Senuro Barat dan Senuro Timur Kecamatan Tanjung Batu…
   datuk darah tubuh




Datuk Darah Putih adalah seorang hulubalang dari sebuah kerajaan di negeri Jambi, Indonesia. Ia


 terkenal sebagai seorang hulubalang yang pemberani, jujur, sakti, dan cendikia. Pada suatu waktu, kerajaan itu diserang oleh Belanda. Berkat kesaktian dan keberanian Datuk Darah Putih, pasukan Belanda berhasil dikalahkan. Bagaimana Datuk Darah Putih bisa mengalahkan mereka? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Datuk Darah Putih berikut ini!

* * *

Alkisah, di negeri Jambi, ada sebuah kerajaan yang memiliki seorang hulubalang bernama Datuk Darah Putih. Diberi nama demikian, karena jika terluka darah yang keluar dari tubuhnya berwarna putih. Ia seorang hulubalang yang terkenal dengan kejujuran, kepandaian, keberanian, dan kesakstiannya. Raja negeri itu sangat hormat kepadanya, berkat kepatuhan dan kemampuannya menyelesaikan segala tugas yang diembannya.

Pada suatu hari, sang Raja memerintahkan Datuk Darah Putih untuk membentuk pasukan inti kerajaan.

“Wahai, Datuk! Kumpulkan beberapa prajurit pilihan yang memiliki ketangkasan perang yang tinggi, jujur, setia pada raja, rela berkorban untuk kepentingan negeri, serta pantang menyerah dan mengeluh. Setelah itu, latihlah mereka agar menjadi prajurit yang tangguh seperti dirimu!” titah Baginda Raja.

“Daulah, Baginda!” jawab Datuk Darah Putih sambil memberi hormat.

Datuk Darah Putih pun segera melaksanakan perintah raja. Tidak sulit baginya untuk memilih prajurit yang akan dijadikan pasukan inti. Sebab, sebagai seorang hulubalang, ia sudah mengetahui semua kepribadian dan kemampuan perang semua prajuritnya. Dalam waktu singkat, Datuk Darah Putih sudah berhasil mengumpulkan puluhan prajurit pilihan, lalu melatih kemampuan perang mereka dengan penuh kesungguhan. Setelah hampir setahun berlatih secara terus-menerus, seluruh anggota pasukan inti tersebut telah menjadi prajurit yang tangguh, pemberani, dan siap mengorbankan jiwa raganya untuk negeri mereka.

Pada suatu hari, sang Raja mendengar laporan dari seorang mata-mata bahwa Belanda akan datang menyerang negeri mereka.

“Gawat, Baginda!” lapor seorang mata-mata kerajaan yang datang tergopoh-gopoh.

“Ada apa, Prajurit? Kenapa kamu panik seperti itu? Katakanlah!” desak sang Raja.

“Ampun, Baginda! Pasukan Belanda akan menyerbu negeri kita. Mereka sedang menuju kemari melalui jalur laut,” lapor mata-mata itu.

Mendengar laporan itu, sang Raja terdiam, lalu beranjak dari singgasananya. Ia kemudian mondar-mandir sambil mengelus-elus jenggotnya yang lebat.

“Mmm... kedatangan mereka pasti ingin mengeruk kekayaan negeri ini. Mereka adalah penjajah yang serakah dan suka mengadu domba penduduk negeri,” kata sang Raja yang sudah mengerti watak penjajah Belanda.

“Apa yang harus kami lakukan, Tuan?” tanya Datuk Darah Putih.

“Karena mereka melalui jalur laut, tentu hanya satu jalan yang dapat dilalui, yaitu Selat Berhala,” ungkap sang Raja.

“Berarti kita harus menghadang mereka di sekitar Pulau Berhala, Tuanku,” sambung Datuk Darah Putih yang sudah mengerti maksud perkataan sang Raja.

“Benar, Datuk! Besok pagi-pagi sekali, berangkatlah ke sana. Hadang dan hancurkan mereka di Selat Berhala. Siapkan seluruh pasukan inti dan beberapa prajurit lainnya!” titah sang Raja.

“Daulah, Baginda! Perintah segera hamba laksanakan,” jawab Datuk Darah Putih sambil memberi hormat.

Hulubalang sakti itu pun segera memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyiapkan segala peralatan perang yang diperlukan seperti pedang, tombak, dan keris. Mereka juga menyiapkan bekal makanan, karena diperkirakan masih dua hari lagi kapal pasukan Belanda baru memasuki Selat Berhala. Mereka harus berangkat lebih awal untuk mempersiapkan benteng pertahanan di Pulau Berhala.

Setelah semua peralatan dan bekal disiapkan, pasukan kerajaan yang akan berangkat berperang diperintahkan beristirahat lebih dulu untuk memulihkan tenaga setelah seharian melakukan persiapan. Sementara prajurit lainnya tetap berjaga-jaga di lingkungan istana dari berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Di kediamannya, Datuk Darah Putih tampak sedang bercengkerama bersama istrinya yang sedang hamil tua.

“Dinda! Bagaimana keadaan anak kita?” tanya Datuk Darah Putih sambil mengelus-elus perut istrinya yang buncit.

“Baik, Kanda! Semoga kelak anak kita lahir dengan selamat,” jawab sang Istri.

“Dinda! Besok Kanda bersama pasukan kerajaan akan berangkat ke medan perang untuk bertempur melawan penjajah Belanda. Tolong jaga baik-baik anak kita yang ada di dalam rahimmu ini!” pinta Datuk Darah Putih kepada istrinya.

“Tentu, Kanda! Dinda akan selalu merawatnya dengan baik. Jika anak kita laki-laki, Dinda berharap semoga kelak ia menjadi seorang panglima yang sakti dan pemberani seperti Kanda,” ucap sang Istri dengan penuh harapan.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Datuk Darah Putih bersama pasukannya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Pulau Berhala dengan menggunakan tiga buah jongkong (perahu atau tongkang) besar. Para keluarga istana, termasuk istri Datuk Darah Putih, ikut mengantar pasukan kerajaan tersebut sampai ke pelabuhan. Tidak tampak adanya rasa sedih sedikit pun pada wajah sang Istri. Sebelum meninggalkan pelabuhan, hulubalang sakti itu berpamitan kepada istrinya yang sedang berdiri di samping sang Raja.

“Hati-hati, Kanda! Doa Dinda senantiasa menyertai Kanda. Jika sudah berhasil menumpas para penjajah itu, cepatlah kembali!” pesan sang Istri.

“Baik, Dinda! Kanda akan kembali membawa kemenangan untuk negeri ini,” jawab Datuk Darah Putih sambil mencium kening dan perut istrinya, lalu bergegas naik ke atas jongkong.

Beberapa saat kemudian, ketiga jongkong tersebut berlayar menuju ke Pulau Berhala. Tampak dari kejauhan para pasukan kerajaan melambaikan tangan di atas jongkong. Para pengantar pun membalasnya dengan lambaian tangan pula. Setelah ketiga jongkong tersebut hilang dari pandangan, barulah para pengantar meninggalkan pelabuhan.

Setelah Datuk Darah Putih dengan pasukannya sampai di Pulau Berhala, mereka langsung mengatur strategi, membuat benteng-benteng pertahanan, dan tempat pengintaian. Jongkong-jongkong mereka tambatkan di balik batu karang besar yang ada di sekitar Pulau Berhala agar tidak terlihat oleh pasukan Belanda. Sambil menunggu kedatangan musuh, Datuk Darah Putih kembali menggembleng mental pasukannya.

Keesokan harinya, tampak dari kejauhan iring-iringan kapal pasukan Belanda akan memasuki Selat Berhala.

“Datuk, musuh kita telah datang. Mereka sedang menuju kemari,” lapor seorang prajurit pengintai.

Mendengar laporan itu, Datuk Darah Putih segera menyiapkan seluruh pasukannya.

“Pasukan! Ambil posisi masing-masing! Sekaranglah saatnya kita membaktikan diri kepada Baginda Raja dan negeri tercinta ini!” seru Datuk Darah Putih memberi semangat kepada pasukannya.

Mendengar seruan itu, pasukan kerajaan segera menaiki ketiga jongkong mereka dan menempati posisi masing-masing. Ketika iring-iringan kapal Belanda memasuki Selat Berhala, ketiga jongkong pasukan kerajaan langsung meluncur ke arah kapal-kapal Belanda. Saat jongkong-jongkong tersebut merapat, Datuk Darah Putih beserta pasukannya segera berlompatan masuk ke dalam kapal-kapal Belanda sambil menebaskan pedang dan menusukkan keris ke arah musuh. Pasukan Belanda yang mendapat serangan mendadak itu menjadi panik. Mereka tidak sempat lagi menggunakan bedil mereka. Untuk mengimbangi serangan dari pasukan kerajaan, mereka menggunakan pedang panjang. Namun karena dalam keadaan tidak siaga, mereka pun terdesak dan tidak berdaya. Tidak seorang pun dari pasukan Belanda yang selamat. Semuanya tewas terkena sabetan pedang dan tusukan keris.

Sementara dari pihak pasukan Datuk Darah Putih hanya ada beberapa prajurit yang terluka. Sebelum kembali ke benteng pertahanan di Pulau Berhala, mereka mengambil senjata dan semua perbekalan yang ada, lalu membakar semua kapal Belanda tersebut.

Sesampainya di Pulau Berhala, pasukan Datuk Darah Putih segera merayakan kemenangan itu dengan gembira.

“Datuk! Kita harus segera kembali ke istana untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Baginda Raja,” ujar seorang prajurit.

Datuk Darah Putih hanya tersenyum mendengar laporan itu.

“Ketahuilah, Prajurit! Perjuangan kita belum selesai,” jawab Datuk Darah Putih.

“Apa maksud, Datuk? Bukankah semua pasukan Belanda telah tewas?” tanya prajurit itu tidak mengerti.http://gambarimages.files.wordpress.com/2011/01/datuk-darah-putih.png

“Benar katamu, Prajurit! Tapi, itu hanya sebagian kecil. Jika Belanda tidak mendengar berita dari pasukannya yang dikirim dan kita kalahkan itu, tentu mereka akan mengirim pasukan yang lebih besar lagi,” jelas Datuk Darah Putih.

Mendengar penjelasan itu, sang Prajurit hanya bisa manggut-manggut. Dalam hatinya berkata bahwa Datuk Darah Putih memang seorang hulubalang yang cerdik dan pandai.

“Lalu apa tindakan kita selanjutnya, Datuk?” tanya prajurit itu.

“Iya, Datuk! Apakah kita harus tetap di sini menunggu kedatangan pasukan Belanda selanjutnya?” sambung seorang prajurit yang lain.

“Benar, Prajurit! Menurut perkiraanku, pasukan Belanda akan tiba di tempat ini tiga hari lagi. Oleh karenanya, kita harus lebih siap, karena kita akan menghadapi pasukan Belanda yang jumlahnya lebih besar,” ujar Datuk Darah Putih.

Ternyata benar perkiraan Datuk Darah Putih. Tiga hari kemudian, tampak iring-iringan tiga kapal besar dengan jumlah serdadu yang lebih banyak sedang memasuki Selat Berhala. Namun, hal itu tidak membuat Datuk Darah Putih gentar. Ia pun segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang mereka.

“Pasukan! Demi negeri ini..., demi masa depan anak cucu kita..., berperanglah sampai titik darah penghabisan!” seru Datuk Darah Putih menyemangati pasukannya.

“Hidup Datuk! Hidup Datuk Darah Putih!” terdengar teriakan para prajurit dengan penuh semangat.

Setelah itu, pasukan Datuk Darah Putih segera menaiki jongkong-jongkong lalu meluncur dan merapat ke kapal-kapal Belanda. Kali ini, mereka menghadapi musuh yang lebih berat. Jumlah pasukan Belanda lebih banyak dibanding pasukan kerajaan, sehingga pertempuran itu tampak tidak seimbang. Seorang prajurit kerajaan terkadang harus menghadapi dua sampai tiga orang serdadu Belanda.

Di haluan kapal, tampak Datuk Darah Putih dikeroyok oleh tiga orang serdadu Belanda. Tidak lama, ia pun mulai terdesak dan tiba-tiba batang lehernya tersabet pedang seorang serdadu Belanda. Maka keluarlah darah putih dari lehernya itu. Namun, dengan sisa-sisa tenaga yang ada, ia tetap melakukan perlawanan.

“Prajurit! Aku terkena pedang. Bawa aku mundur dan yang lain tetaplah bertempur sampai titik darah penghabisan!” teriak Datuk Darah Putih sambil menghindari serangan serdadu Belanda.

Mendengar teriakan itu, beberapa orang prajurit pilihan pun datang membantunya. Dalam waktu singkat, ketiga serdadu Belanda tersebut tewas. Datuk Darah Putih segera dibawa ke Pulau Berhala untuk mendapatkan perawatan. Sesampainya di sana, ia didudukkan di tempat yang aman dan tersembunyi. Para prajurit telah berusaha menutup luka pimpinannya, namun darah putih tetap saja keluar.

“Tolong carikan aku anak batu sengkalan untuk menutupi luka di leherku ini!” perintah Datuk Darah Putih.

Dengan sigapnya, salah seorang prajurit segera mencari batu seperti yang dimaksud pimpinannya itu. Tidak berapa lama, prajurit itu pun kembali membawa sebuah anak batu sengkalan yang tipis, lalu menempelkannya pada luka di leher Datuk Darah Putih. Darah putih itu pun berhenti dan tidak keluar lagi.

Begitu lukanya tertutup batu sengkalan, Datuk Darah Putih tiba-tiba bangkit dari duduknya, lalu melompat ke atas jongkong.

“Terima kasih, Prajurit! Ayo kita kembali berperang melawan penjajah!” seru Datuk Darah Putih dengan penuh semangat.

Prajurit yang menolongnya itu pun segera mengikutinya naik ke atas jongkong. Meskipun masih terluka, Datuk Darah Putih mampu melakukan perlawanan. Bahkan, ia semakin lincah dan gesit memainkan pedangnya, sehingga banyak serdadu Belanda yang terkena sabetan pedangnya. Tidak berapa lama, akhirnya seluruh serdadu Belanda tewas.

“Horeee..., horeee... Kita menang!” terdengar suara gegap gempita pasukan kerajaan menyambut kemenangan itu.

Namun, di balik kegembiraan itu tersimpan rasa duka yang mendalam melihat keadaan Datuk Darah Putih yang terluka parah. Mereka pun kembali ke benteng pertahanan di Pulau Berhala sambil memapah Datuk Darah Putih. Berhubung hari sudah sore, mereka pun memutuskan untuk beristirahat semalam di Pulau Berhala.

Keesokan harinya, Datuk Darah Putih bersama pasukannya kembali ke istana kerajaan. Sesampainya di istana, mereka disambut oleh keluarga istana dan rakyat negeri dengan perasaan duka cita. Banyak orang yang iba melihat kondisi Datuk Darah Putih yang terluka parah. Mengetahui suaminya datang, dengan perasaan tenang dan tabah, istri Datuk Darah Putih menaruh bayinya di atas tempat tidur, lalu segera menyongsong ikut memapah suaminya dan mendekatkannya pada bayi mereka yang lahir dua hari sebelumnya.

“Kanda, Anak kita laki-laki. Lihatlah! Dia tampan seperti Kanda,” ujar sang Istri menghibur suaminya.

Dengan sisa tenaga yang dimiliki dan dengan dibantu istrinya, Datuk Darah Putih mengangkat bayinya, kemudian mendekap dan mencium keningnya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu, ia meletakkan bayi itu di pangkuan istrinya.

“Maafkan Kanda, Dinda! Tolong rawatlah anak kita baik-baik!” pinta Datuk Darah Putih dengan suara pelan.

Setelah itu, Datuk Darah Putih duduk di lantai rumahnya, lalu membaringkan tubuhnya dengan pelan. Pada saat tubuhnya terbaring itulah Datuk Darah Putih menghembuskan napasnya yang terakhir. Sang Istri hanya bisa pasrah, karena ia sadar semua itu merupakan kehendak Tuhan Yang Mahakuasa.

* * *

Demikian cerita Datuk Darah Putih dari daerah Jambi. Cerita di atas termasuk mitos yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik adalah pentingnya seorang pemimpin yang baik. Sifat ini tampak pada sikap dan perilaku Datuk Darah Putih. Ia senantiasa memberi semangat dan suri teladan kepada prajuritnya. Meskipun dalam keadaan terluka, ia tetap bersemangat memimpin pasukannya dalam melawan pasukan Belanda.

Dalam kehidupan orang Melayu, pemimpin yang baik sangatlah diutamakan. Untuk itu, mereka selalu berusaha mengangkat pemimpin yang lazim disebut “orang yang dituakan” oleh masyarakat dan kaumnya. Pemimpin ini diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun kaumnya (Tenas Effendy, 2006: 653). Dalam tunjuk ajar Melayu banyak disebutkan tentang acuan dasar bagi seorang pemimpin yang baik, di antaranya:
yang dikatakan pemimpin,
mau manampin tahan berlenjin
mau bersakit tahan bersempit
mau berteruk tahan terpuruk
mau berhimpit tahan belengit
mau bersusah tahan berlelah
mau berpenat tahan bertenat
mau berkubang tahan bergumbang
mau bertungkus lumus tahan tertumus
mau ke tengah tahan menepi
mau bersusah tahan merugi